Senin, 20 April 2015

Menyapa Kembali Ketenangan Lali jiwo [Part 2]



Pagi indah menyapa Kokopan. Merah jingga corak langit pagi ini sangat menarik untuk dinikmati. Suasana kokopan kali ini tidak begitu menggigil dibandingkan saat pertama kali ku berkenalan dengan Arjuno beberapa bulan yang lalu.Suasana riuh lemah para pendaki yang memadati kokopan dengan berbagai aktivitas turut menyumbang suasana sibuk pagi ini.

Selepas menunaikan solat 2 rakaat segera ku berlari menuju Mas Rifqy dan Musthofa yang telah menyiapkan kamera masing-masing untuk melukis keindahan sunrise dalam klise digital mereka. Tak mau tertinggal segera kutekan tombol shutter berkali-kali sembari mencari objek yang pas.

Satu demi satu teman-teman gamananta mulai keluar dari tenda, menuju sumber air untuk sekadar mengambil wudlu. Kompor nesting sudah mulai berjajar, satu untuk memasak air dan 2 untuk menanak nasi. Dengan cepat Mas Rifqy mulai menyeleksi kangkung untuk sarapan pagi ini. Anggrek dan Afri mengupas bawang merah dan bawang putih untuk penyedap menu masakan oseng kangkung. Dari dalam tenda ku mengeluarkan kering tempe yang telah dibuat dirumah kemarin.

Ditengah kesibukan pagi, teman-teman dari Jember mulai keluar dari tenda. Genap berenam belas sudah kelompok pendakian ini. Lima teman dari jember awalnya berniat untuk melakukan pendakian bersama semenjak dari pos tretes, tetapi karena kendala teknis maka kami rombongan dari Malang berangkat dulu ke Kokopan dan mereka menyusul beberapa jam kemudian.

Urusan perut telah terpenuhi, segera kami merobohkan tenda dan bersiap menuju Pos 4 Lembah Kijang. Disnilah destinasi berikutnya untuk kembali mendirikan tenda. Waktu yang diperlukan menuju Pos ini kurang lebih 4 jam. Setelah melakukan pemanasan, kami pun siap bergerak.

Hari 2, Kembali bergerak menuju Pos 4, Lembah Kijang


Jalan terjal berbatu jalur Tretes
Jalan berbatu kembali menyapa, panas terik siang ini membuat peluh semakin bercucuran. kemiringan semakin bertambah selepas gardu pintu masuk lalijiwo. Beruntung kabut perlahan memanjakan, dingin uap air kembali mengundang semangat. perlahan namun pasti kaki terus merayap.

Kali ini ku berjalan didepan bersama Mas Rahmat dan Puput beserta teman-teman dari jember. Setiap bertemu tanjakan teman-teman jember selalu bertanya "apakah ini tanjakan asu ?". Tanjakan asu adalah salah satu tanjakan di arjuno dengan kemiringan ekstrim yang sangat panjang, sehingga banyak membuat pendaki kelabakan melewatinya.

4 jam berselang, terlihat ada rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan jerami yang berjajar rapi dengan sumber air yang mengalir kedalam sebuah kolam. Inilah pos 3, Pondokan. Dinamakan Pondokan karena disinilah para penambang belerang beristirahat dan mengumpulkan belerang sebelum dibawa turun menggunakan jeep. 


Para penambang mendapatkan belerang-belerang ini dari Gunung Welirang yang tepat berada di sebelah Gunung Arjuno. Disinilah titik percabangan antara jalur menuju Gunung Welirang dan jalur menuju Gunung Arjuno. Banyak orang yang mendirikan tenda di pos ini, tetapi rata-rata destinasi mereka adalah Gunung Welirang. Sebab jarak menuju puncak Welirang dari pos ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam. 

Bagi yang akan menuju Puncak Arjuno kebanyakan lebih memilih mendirikan tenda di Lembah Kijang. Disamping suasana yang lebih nyaman, untuk menuju Lembah Kijang hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 15 menit dari pondokan. Sebab itu lah, terus ku pacu langkah melewati sisi kiri pondokan untuk mencapai Lembah Kijang.

Hujan turun deras saat matahari mulai tergelincir. Jam menunjukkan pukul 13.30 WIB ketika tenda yang ku bawa telah berhasil berdiri. Dari kejauhan teman-teman Jember juga berpacu untuk segera mendirikan tendanya. Lama menanti, Puput akhirnya terlelap dan Mas Rahmat pun mulai merebahkan badannya. Akhirnya kami bertiga pun tertidur pulas.

Teriakan Anggrek dan Mas Rifqy membangunkanku. Cukup lama sepertinya aku tertidur, saat ku toleh jam tangan ternyata sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Beruntung hujan sudah mulai mereda dan 2 tenda lafuma akhirnya ikut berdiri bersampingan. Sore hari di Lembah Kijang diisi dengan bermain kartu dan memasak sop sebagai cadangan tenaga untuk summit attack dinihari nanti.
Jauhar Web Developer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar