Jadwal UAP yang padat cukup membuat suntuk, terlebih UAP mata kuliah pertanian berlanjut (PB) yang merupakan salah satu momok bagi mahasiswa Fakultas Pertanian. Dalam kesibukan menyiapkan bahan untuk UAP PB esok hari tiba-tiba tercetus ide untuk berlibur ke pantai. Sebenarnya sedikit ragu untuk menentukan pilihan destinasi yang akan dikunjungi, antara pantai kondang merak atau pantai ngliyep. Dari berbagai pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk menikmati suguhan alam pantai ngliyep.
Keesokan harinya setelah UAP PB, Saya dan Suhar segera menuju salah satu toko persewaan alat outdoor di Malang
untuk menyewa tenda. Siang harinya kami berkumpul di kontrakan Suhar dan Topek
untuk menyiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan. Kartolo yang sedang sibuk
mengerjakan tugasnya akhirnya kami seret untuk ikut serta, sehingga dia pun
terburu-buru dalam mengerjakan tugasnya
Pukul 5 sore akhirnya kami
berangkat dengan menggunakan sepeda motor. Personel kali ini ada Saya, Topek,
Suhar, Kartolo, Sukma dan Afri. Perjalanan cukup lancar tetapi sempat terhambat
hujan saat tiba dikepanjen, tetapi kami memutuskan tetap berjalan dengan
menggunakan mantel. Sekitar jam 7 malam akhirnya kami tiba di pantai ngliyep
dan segera mendirikan tenda.
Selagi
para cowok mendirikan tenda, Sukma dan Afri menyiapkan makan malam dengan menu
sarden dan mie goreng. setelah tenda berdiri, kami segera menyantap dinner sederhana di depan tenda. Malam yang indah di tepi pantai
ngliyep kami lewati dengan memetik gitar dan bermain kartu sembari meneguk
kopi.
Dinner sederhana didepan tenda |
Pagi
yang cerah menyambut kami dengan iringan desiran ombak yang tenang. Kami
berjalan-jalan disekitaran tenda dan sesekali berpose di depan kamera. Saya dan
Suhar sibuk dengan bermain lempar batu loncat sedangkan Afri dan Sukma sibuk
mengumpulkan kerang yang memiliki bentuk cukup bagus. Setalah dirasa bosan,
kami menyusuri pantai ngliyep yang memiliki garis pantai yang panjang.
Pagi di pantai ngliyep |
Pantai
ngliyep berada di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, sekitar 62 km ke arah
selatan dari kota Malang. Pantai ini memiliki pesona sendiri dengan garis
pantainya yang panjang. Berat memang melangkah diatas pasir pantai, saya pun
jadi teringat bagaimana perjuangan untuk mencapai mahameru yang memiliki medan
berpasir juga bahkan memiliki kemiringan yang jauh lebih tinggi. Ditengah
perjalanan terdapat kapal-kapal yang berjejer milik para nelayan yang tinggal
didaerah itu. Sesampainya diujung Saya, Suhar dan Sukma sempat ber selfie sambil menunggu Topek, Kartolo dan
Afri yang masih belum juga sampai.
Selfie di ujung pantai ngliyep |
Tak
puas hanya bermain disekitaran ngliyep, kami pun kembali melangkahkan kaki kami
ke pantai dibalik tebing tinggi di ujung pantai ngliyep. Jalanan naik turun
yang licin merupakan tantangan sendiri untuk dilalui. Suhar dan sukma yang
memiliki badan lebih “proporsional” dibanding yang lain terlihat kewalahan
untuk melewati medan seperti ini. Tetapi ternyata terdapat pantai yang lebih
indah dan mempesona dibanding pantai ngliyep. Mungkin karena sulitnya medan
yang membuat pantai ini masih “perawan” sepi dari pengunjung dan kami serasa
berada di pantai pribadi.
Kartolo berpose di pantai yang masih "perawan" |
Sekembalinya
ke tenda, rasa lapar sudah tak tertahankan lagi. Usai membersihkan diri Saya,
Suhar, Kartolo dan Sukma naik ke atas pos pantau yang berada di pinggir pantai
sembari menunggu Topek dan Afri menyiapkan sarapan. Seusai sarapan kami segera
mengemas peralatan dan bersiap pulang menuju Malang. Sebelum pulang Afri dan
Sukma membeli cilok yang banyak dijual di dekat camping ground. Tak lupa kami mengabadikan momen dengan berfoto
bersama di gapura pintu masuk pantai ngliyep.
Foto keluarga sebelum pulang |