Senin, 02 Maret 2015

Hari Cerah Untuk Pacitan [Part 1]



Sekali lagi MHPT gila memberikan ide jahat untuk kali ini benar-benar jahat.

“Budal Pacitan yok?”
“lho ya ayok”

Semudah itulah teman-teman gila ini memutuskan untuk menjelajah. Kali ini destinasi kami menuju Pacitan, kota kecil di pojok Jawa Timur ini menyimpan banyak surga tersembunyi, mulai dari pantai menawan hingga goa eksotis. Banyaknya goa yang ada membuat kota ini memiliki julukan kota seribu goa.

Semula kami ragu ketika akan berangkat, tetapi message Afri di multichat menepis semuanya.  “Ayah acc rek!”, Kata singkat tapi membuat kami ber-enam yakin untuk berangkat. Sebenarnya kami akan memulai perjalanan tepat setelah uas terakhir yaitu mata kuliah KWU yang kebetulan take home. Tetapi Sukma dan Meong ada acara jurusan yang tidak mungkin ditinggalkan. Jadilah kami berangkat keesokan harinya, 13 januari 2015.

Kami memutuskan berangkat sepagi mungkin karena perjalanan dari Malang menuju Pacitan cukuplah jauh, kurang lebih 8 jam perjalanan. Untuk itu, malamnya saya menginap dikontrakan Topek karena jarak kontrakan saya yang cukup jauh dari meeting point kosan Afri. Sayup-sayup terdengar alunan lagu dari laptop topek. 

“ayo jeh, tangi siap-siap”
“koen gak turu pek ?”
“gak, cek gak kawanen, hehe”
“gendeng koen!”

Tergopoh-gopoh saya menyiapkan perlengkapan dan segera menuju kosan Afri. Namanya juga cewek, persiapan setengah mati lamanya. Jadinya kami berangkat jam setengah 6 dari kesepakatan awal jam 4. Dengan 3 sepeda motor, Topek berboncengan dengan Sukma, Saya dengan Meong, dan Suhar dengan Afri. Sesaat sebelum berangkat, personel kami bertambah satu orang yaitu sang cewek strong, Titin. Dia mengendarai beat putihnya sendiri menempuh perjalanan panjang tanpa digantikan sedikit pun.

Destinasi pertama yang akan dituju yaitu alun-alun kota Blitar. Tetapi sebelum memasuki kota Blitar kami sempat berfoto ditengah bendungan Karangkates. Semacam danau buatan yang luas dan dikelilingi hijau pepohonan disekitarnya, cocok untuk sekadar bersantai sembari menunggu ikan memakan umpan. Setelah cukup banyak frame tersimpan, kami pun melanjutkan perjalanan. 

Jalanan diatas bendungan Karangkates
Nasi pecel dan soto di warung sekitar alun-alun kota Blitar menjadi menu sarapan kami. Cukup nikmat, mungkin karena perut yang sudah meronta minta diisi. Selepas sarapan kami sempat berjalan-jalan di alun-alun sekedar mengambil beberapa jepretan. Momen yang sayang untuk dilewatkan. 

Bersantai sejenak di alun-alun kota Blitar
Kilometer demi kilometer terlewati, entah sudah berapa gapura kami susuri. Perjalanan sempat terhambat karena hujan deras yang turun, minimnya navigasi membuat kami agak tersesat di daerah Tulungagung. Beruntung kami segera menemukan jalan yang benar dan melanjutkan perjalanan kembali.

Setelah melintasi jalan berkelok-kelok di tengah hutan Ponorogo, akhirnya kami sampai di gerbang masuk Kabupaten Pacitan. Terpampang jelas tulisan selamat datang yang membuat hati kami cukup bersorak.

Tugu perbatasan kab. Pacitan
Tapi perjalanan tidak berakhir disini, untuk mencapai rumah nenek Afri masih membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam setengah. Selama berada di Pacitan kami bermalam di rumah nenek Afri karena lokasinya yang dekat dekan destinasi wisata yang akan kami kunjungi.

Tepat pukul 6 sore akhirnya kami tiba di rumah nenek Afri. Saya dan Suhar segera mengeluarkan isi tas yang basah kuyup akibat diterpa hujan tanpa henti sejak masuk Kota Pacitan. Setelah makan malam, kami beristirahat untuk mulai berwisata esok hari.




Jauhar Web Developer

2 komentar: